Berbuat baik kepada ibu bapak sama-sama
ditekankan dalam Islam, namun yang lebih ditekankan lagi ialah berbuat baik
kepada ibu karena besarnya jasa dan pengorbanan seorang ibu daripada ayah.
Allah
berfirman:
َٰ Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman [31]: 14)
Dalam ayat ini
Allah menyebutkan tiga jasa ibu: tugas sebagai ibu, mengandung, dan me
nyapih.
Ayat ini
diperkuat oleh hadits berikut:
Dari Abu
Hurairah berkata, “Datang seorang lelaki kepada Rasulullah seraya
berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku berbuat
baik kepadanya?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa
lagi?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Siapa lagi?’
Nabi menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari: 5971 dan Muslim: 2548)
Dalam hadits
ini, Nabi menyebut ibu sebanyak tiga kali, menunjukkan bahwa ibu adalah
wanita yang paling berjasa bagi anak. Maka semestinya seorang anak untuk
berbuat baik kepadanya lebih dari yang lainnya. Namun sangat disayangkan
sekali, pada zaman kita sekarang banyak sekali anak-anak yang tidak berbakti
kepada ibunya. Lantas, seperti inikah balasan orang yang telah berjasa besar
kepadamu?!
Saudaraku,
seorang ibu adalah wanita yang sangat mulia dan pahlawan bagi anak, dia telah
melakukan pengorbanan yang luar biasa dan berjasa dengan jasa yang tidak bisa
dibayar dengan harta, dialah yang mengandung be berapa bulan lamanya dengan
penuh kesulitan dan penderitaan, dialah yang melahirkan de ngan taruhan nyawa,
dialah yang menyusui, merawat, mendidik, mengasihi hingga tumbuh dewasa.
Ingatlah bahwa kebaikan apa pun yang telah engkau berikan kepada ibu, maka itu
belum sesuai dengan jasa mereka sedikit pun.
Dikisahkan bahwa
ada seorang berkata kepada sahabat Abdullah bin Umar, “Saya telah menggendong
ibuku di atas punggungku dari Khurasan sampai selesai menunaikan ibadah manasik
haji, apakah saya telah membalas budi ibu saya?!” Ibnu Umar, “Tidak seimbang
sama sekali meskipun (hanya) dengan sekali penderitaannya saat melahirkan.”
Akhirnya, kita berdo’a kepada Allah agar menjadikan kita semua anak-anak
yang berbakti kepada orang tua kita, khususnya kepada ibu kita, baik ketika
mereka masih hidup di dunia atau sudah meninggal dunia.
“Kekuatan dahsyat itu adlh Manjadda
wajadda,brng siapa yg bersunggh” ia akn mendptknnya.Yakinlah jka Allah Kun
Fayakun tidak ada yg tdk mungkn..!!!
Sahabat, inilah bukti kesungguhan. Inilah bukti
keyakinan. MAN JADDA WA JADA. MAN SHABARA ZAFIRA. Ketika kau bersungguh-sungguh
dan bersabar, keberhasilan akan mampu kau raih. Bumbui dengan keyakinan bahwa
kau bisa. Ketika kau yakin, maka akan ada kemungkinan untuk berhasil. Tapi,
jika kau tak yakin, maka selamanya kau takkan berhasil. Dan, Allahlah
sebaik-baik perencana. Di balik segala kesedihan, pastilah akan ada
kebahagiaan. Berbaik sangkalah padaNya, maka hatimu akan menjadi tenang.
Percayalah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar