Pages

Labels

Test Footer

Kamis, 25 Agustus 2016

Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga? Harus!!!

Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga? Harus!!! – 

Tidak sedikit wanita yang lebih bangga menyebutkan profesinya sebagai wanita karir, baik itu guru, sekretaris, karyawan sebuah perusahaan besar, manager, atau profesi lainnya daripada menyebut dirinya sebagai ibu rumah tangga.

Surat at-Tahrim ayat 6 




Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)
Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya. Dia pun bertanggung jawab atas diri mereka. Budak seorang pria pun jadi pemimpin mengurusi harta tuannya, dia pun bertanggung jawab atas kepengurusannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya.” (HR. Bukhari)

Pekerjaan ibu rumah tangga seutuhnya adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia. Dalam satu hari harus merangkap berbagai macam pekerjaan. Dari bangun lebih awal, bersihin rumah, cucian piring, baju-baju kotor, mengumpulkan dan membuang sampah, membuatkan sarapan, menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak, menjemur pakaian, mengantar anak ke sekolah, membantu tugas-tugas suami, tugas sekolah anak dan masih banyak lainnya.
Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga? Harus!!!
Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga? Harus!!!

Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga? Harus!!!

Bangga menjadi ibu rumah tangga? Harus!!! kenapa?karena pekerjaan itu sungguh mulia dan sesuatu yang mulia itu tidak dapat dinilai dengan nominal, tetapi dibalas dengan pahala yang berbuah Surga. Surga itu kekal abadi dan tidak ada habisnya.

Lihat bagaimana seorang pembantu rumah tangga, mereka bekerja dari pagi sampai malam untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah dan melayani majikannya demi uang. Tapi ibu rumah tangga yang mengurus segala keperluan suami dan anak, mengurus dan mengkondisikan rumah, mengatur keuangan keluarga, dan melayani segala kebutuhan bersama tanpa ada imbalan atau gaji sepeserpun. Namun Allah SWT. yang akan menggajinya dengan limpahan pahala dan Surga.

Lihat bagaimana istimewanya seorang wanita yang sudah berumah tangga dalam Islam, sholatnya, ibadahnya, membantu suami dan anak dalam meningkatkan ibadah dan dalam hal muamalah, mengandung, melahirkan, memberikan ASI, mendidik anak sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah saw., melayani suami, mencucikan pakaian suami dan lain sebagainya adalah ibadah yang pahalanya sungguh luar biasa.
Tapi saya gak pede hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja, kesannya kok rendah banget ya? sekolah tinggi-tinggi, IPK cumlaude ko cuma jadi ibu rumah tangga, nanti ilmunya ga bermanfaat lagi, trus gelar sarjananya dikemanain?“.

Astaghfirullah Rendah? Apanya sih yang rendah, ga manfaat bagaimana? Siapa yang berani me-judge surga itu rendah? Surga itu tidak akan bisa diperoleh hanya dengan angan-angan saja tanpa kita melakukan apa yang sudah menjadi syaratnya.


Tahu cuma jadi ibu rumah tangga aja buat apa sekolah tinggi-tinggi, menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan biaya.” Please itu hanyalah pendapat mereka yang tidak tahu betapa penting dan butuhnya sosok ibu yang cerdas, pandai, pintar, memiliki pola pikir yang hebat, disiplin, produktif, bertanggung jawab, berwawasan luas dan lain sebagainya. Justru akan lebih bangga menjadi seorang ibu yang berpendidikan tinggi, karena anak-anaknya akan terdidik oleh sarjana atau master sejak dini.

Bukan merendahkan babysitter ataupun pembantu. Boleh mencari pembantu untuk membantu meringankan tugas rumah yang seabrek-abrek. Tapi tetap, ibu rumah tangga sangat berperan dalam mengkondisikan rumah. Dan kita tidak boleh minder menjadi ibu rumah tangga. Yang terpenting adalah sudahkah menjadi ibu rumah tangga yang hebat, profesional dan handal?

Jika ingin membantu suami dalam mencari nafkah, bisa dilakukan dengan cara-cara yang tidak menyita banyak  waktu untuk keluarga, misalnya menjadi seorang guru, usaha sampingan yang bisa dikerjakan lewat media sosial atau online, dan pekerjaan lain yang tidak melepaskan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya.

Demikianlah uraian tentang Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga? Harus!!!, semoga bermanfaat dan tidak ada lagi sahabat muslimah yang malu hanya karena berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja. Kecuali menjadi ibu rumah tangga yang totalitasnya dalam mengurus rumah kurang, seperti jarang melayani suami (segala kebutuhannya baik makanan, pakaian, kebutuhan biologisnya, dll), serta kurangnya mengurus anak (baik dalam segi mendidik, mengasuh, memberikan dan menyiapkan makanan, perhatian, mencucikan pakaiannya, kasih sayang, dll).

Jumat, 22 April 2016

♥.•*´¨`*•. (`'•. Terburu Buru….•'´) .•*´¨`*•.♥

♥.•*´¨`*•. (`'•. Terburu Buru….•'´) .•*´¨`*•.♥



Dulu orang tua kita berangkat bekerja setelah matahari terbit dan sudah kembali kerumah sebelum matahari terbenam. Walaupun memiliki anak yang banyak, rumah dan bahkan cucian menumpuk, halaman yang luas pun tetap luas, bahkan tidak sedikit ada yang memiliki kebun walapun sepetak dan semua anak-anaknya bersekolah..

SEKARANG…banyak yang berangkat kerja subuh dan sampai rumah setelah isya’ tapi rumah dan tanah yang dimilikinya tidak seluas rumah orang tua dulu kala dan bahkan banyak orang yang takut akan memiliki anak yang banyak karena takut kekurangan..Bahkan hanya untuk mengurus anak saja tidak sempat sekedar menyuapi, memandikan dll
Ada yang salah cara orang modern zaman sekarang. Orang tua kita hidup tanpa banyak alat bantu, tapi tenang menjalani hidupnya..

Sementara kita yang dilengkapi dengan pampers, mesin cuci, majigcom, komporgas, tv, hp, sepeda motor, mobil, Fb, Twitter, ipad, Ac, Email, Dll yang tidak bisa di sebutkan dan seharusnya mempermudah hidup ini. Tapi TIDAK..! sampai –sampai tidak sempat kita menikmati hidup karena semua dilakukan terburu-buru..

Sifat di atas bukti dari Al-Qur’an surat Al Isra’ : 11 “ Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” .
Hanya mati, yang tidak seorangpun mau TerBuru-Buru. Sangking takutknya akan kekurangan harta untuk keluarga sampai sampai Hitungan dalam Bersedekah..! Sementara Allah Swt tidak pernah hitungan dalam memberikan rizkiNya kepada kita.
“Setan menakut-nakuti kamu dalam kemiskinan dan menyuruh berbuat kikir.. (QS.AL Baqarah : 268)  Bahkan sangking takutnya kita kehilangan pekerjaan hingga berani melewatkan sholat subuh, magrib, isya’ dsb.

Sampai dimanakah hidup kita pada pagi hari ini..??


#.Cerita saya ambil kisah nyata pribadi dan terjadi 3tahun silam. Apabila ada kemiripan para pembaca yang mengakibatkan tersinggung dengan besar hati saya mohon maaf..
#.Cerita sebagai muhasabah diri saya sendiri pentingnya seorang IBU..IBU…IBU sebagai menteri dalam rumah tangga, sebagai dokter dalam rumah tangga, sebagai ahli gizi, dll
#.Terima kasih istriku engkau telah mengambil sebuah keputusan sangat amat penting dan berani di sisi lain tidak semua para ibu mampu dan rela mengambil keputusan seperti ini.



Selasa, 22 September 2015

Demokrasi VS Islam

Assalamu alaikum ikhwafillah .!!


Sebentar lagi PILKADA .....

Kalian pernah tidak mendengar bahwa ada sekelompok orang di Negara kita yang mengatakan bahwa sistem pemerintahan kita sekarang itu kafir, kufur, haram, dan sebagainya. Pasti pernah, menurut mereka Demokrasi tidak pantas menjadi ideologi Indonesia yang mayoritas muslim.

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang berazaz dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sangat jauh sekali dengan sistem pemerintahan Khilafah Islam yang menempatkan Allah sebagai penguasa tertinggi dan seorang khalifah yang menegakkan hukum Allah di negara Khilafah tersebut. Mereka dengan tegas menolak sistem demokrasi karena demokrasi berasal dari ideologi orang barat yang jelas-jels orang kafir. berasal dari ideologi liberalisme dan kapitalisme peninggalan Penjajah Belanda dahulu di kombinasikan dengan ideologi dari Amerika.

Memang benar bahwa Demokrasi itu sangat jauh dari Islam, mereka juga mengatakan bahwa Islam tidak dapat di cangkok ke dalam demokrasi karena alasan di atas. Di negara demokrasi dikenal adanya partai, partai partai inilah yang sebagian besar duduk di pemerintahan dan merupakan jalur untuk menuju pemerintahan. Mereka juga mengatakan bahwa partai ini haram, sehingga ada sebuah partai yang berideologi Islam, berazazkan Islam di dalamnya dihujat oleh mereka, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa partai ini juga kufur karena memasukkan Islam ke dalam sistem kufur demokrasi.

Menurut anda, apa misi partai Islam ini berdiri? Partai ini sungguh pesat perkembangannya sampai2  hampir semua daerah di Indonesia kader Partai inilah yang memimpin. Partai ini jelas ingin menegakkan hukum Allah, hukum Islam di dalam demokrasi, namun apa yang terjadi orang-orang kontra demokrasi justru menghujat Partai ini kufur, kufur , dan kufur.

Coba anda berfikir, lebih gampang mana merubah sistem dari luar atau dari dalam? gampang mana membersihkan rumah yang kotor dari dalam atau dari luar? gampang mana membukapintu dengan mendobrak dengan mmbuka pintu dengan kunci? anda pasti sudah tau jawabannya.
Merubah suatu sistem itu akan lebih mudah bila kita bekerja bersama sistem atau ikut ambil bagian di dalamnya daripada merubah sistem dari luar tanpa ikut campur di dalamnya, omong kosong kalau bisa.

jadi kesimpulannya, Islam akan tegak di Indonesia apabila kita merubahnya dari dalam, bahkan di dalam sistem kufur demokrasi pun kita bisa merubahnya secara perlahan. Bukan merubahnya hanya dari luar, berkotek, menghujat, menvonis, sungguh tindakana yang memalukan.
akhir kata “Apakah anda tidak malu? mengatakan Demokrasi Haram, Kufur, tapi anda lahir, besar, makan, minum, tidur, belajar, dan melakukan segala aktifitas anda di dalmnya, sementara anda dengan asyiknya menghujat demokrasi haram.?” Sungguh perbuatan yang sangat munafik..!!

Wallahualam bissawab..
Ditulis oleh Muhammad Ikhlas Samad pada hari Rabu tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.25 PM WIB
Diterbitkan pertama kali di celotehpangkep.wordpress.com pada hari, tanggal dan jam yang sama


Selasa, 30 Juni 2015

Kuttab, Sebuah Alternatif Kurikulum Pendidikan Abad Ini.!

SOLO, muslimdaily.com – Setiap pergantian Presiden, kurikulum sekolah selalu bergonta-ganti. Akibatnya guru ataupun siswa kebingungan dalam menerapkannya. Belum lagi kualitas yang dihasilkan jauh dari nilai-nilai norma yang ada. Rusaknya moral dari pelajar menjadi cermin dari kualitas kurikulum yang ada.

“Di negeri ini waktu menuntut ilmu terlalu lama dari SD hingga S1, namun output yang dihasilkan tidak ada. Mahasiswa lulus masih bingung mau apa” ujar Ustadz Budi Azhar saat menjadi pemateri di acara talk show “Parenting Nubuah, Sosialisasi Kurikulum Kuttab Metode Pendidikan Islam Tempo Dulu Yang Sederhana Namun Berkualitas”, di Gedung Graha Saba Buana, Solo pada hari Kamis (19/2).

Menurut ustadz yang juga ahli dalam sejarah ini, kesalahan dari pendidikan di negeri ini adalah sumber literaturnya. Sampai saat ini dunia pendidikan Islam kebingunan saat ditanya siapa bapak pendidikan Islam hari ini. Hal ini terjadi karena semua literatur yang digunakan dalam pendidikan Islam bersumber pada tokoh-tokoh yang bukan Islam. Sebut saja seperti Bapak Pendidikan Modern Jhon Amos Comenius yang menjadikan Al Kitab sebagai rujukannya. Anehnya dia lahir pada abad 15.
“Terus sebelum abad tersebut, disebut pendidikan apa?” ujar Ustadz Budi Azhar kepada seorang Doktor pendidikan yang juga kebingungan tak bisa menjawab.
Dalam penyampaiannya, kurikulum pendidikan saat ini sangat kacau dibanding beberapa waktu yang lampau. Dulu seorang guru sangat dihormati siswanya. Saat ini jika ketahuan guru galak maka dipenjara. Ada seorang guru gara-gara mencubit anak didiknya karena keterlaluan malah dilaporkan ke DPRD.

Budi juga mengkritik umat Islam yang sering berteriak Al Quran dan Sunnah menjadi rujukan segalanya, namun dalam hal kurikulum pendidikan hal itu tidak dilakukan bahkan ditaruh dibagian ujung. Ini sesuai dengan kondisi saat ini, sekolah-sekolah Islam yang ada, seperti SD lulus kelas 6 hanya mampu menghafal 1 juz saja.

Istilah tabularasa bahwa anak itu lahir seperti kertas putih juga sempat ia kritik. Pendapat demikian sangat kurang pas. Sebab seorang manusia atau bayi lahir sudah diberikan iman tidak kosong.
Hari ini dunia pendidikan lagi gencar-gencarnya membicarakan masalah karakter. Seperti sikap budi pekerti, peduli, kasih sayang dan lain sebagainya. Islam sangat menguasai terori tersebut. Berapa banyak ayat dalam Al Quran yang menjadi teori dalam hal tersebut begitu pula dalam hadits.
Banyaknya teori yang diberikan dalam mengajar menjadikan anak-anak kita terbebani. Harusnya kurikulum yang ada dibuat sesederhana mungkin sehingga anak-anak menjadi lebih cerdas dan pintar. Dalam sejarah Islam, ustadz Budi menerangkan bahwa saat kejayaan Islam, seorang remaja berusia 15 tahun yang bernama Muhammad Al Fatih, sudah menjadi wali kota . Dan saat usianya menginjak 22 tahun, ia menjadi khalifah. Ibnu Sina menjadi seorang dokter diusia 17 tahun. Begitu pula Imam Bukhori menjadi ahli Hadits pada usia 17 tahun.
“Di Indonesia lulus kuliah usia 20 tahun masih bingung mau melakukan apa,” ujar ahli sejarah Islam tersebut.

Untuk itulah melalui Kuttab Al Fatih yang didirikannya di Depok, Ustadz Budi Azhar ingin mengembalikan kejayaan kurikulum pendidikan Islam dimasa lalu yang telah terbukti banyak menghasilkan generasi-generasi pilihan.
Konsep utama dari Kuttab sendiri adalah anak diawali dengan mempelajari Al Quran dan Hadits mulai usia 5 hingga 14 tahun. Sedangkan ilmu lain seperti sains, matematika ataupun yang lainnya bisa disisipkan disela-sela pembelajaran wajib Al Quran dan Sunnah. Hingga kini Kuttab Al Fatih memiliki cabang 10 sekolah yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Namun dalam hal ini Ustadz Budi Azhar berpesan kepada siapa saja yang ingin mendirikan Kuttab agar jangan berpikir bisnis.

“Jika berpikir berapa lama BEP nya maka bertobatlah,” tambahnya.
Budi juga memberikan solusi terkait pembiayaan operasional yaitu dengan bekerjasama dengan para donatur agar mau mewakafkan dananya. Dimasa lalu pembiayaan Kuttab bisa melalui pendanaan dari pemerintah namun dana terbesar tetap dari wakaf.
Ia juga menambahkan gaji pengajar dimasa lalu mencapai 11 Dinar jika dirupiahkan mencapai 22 juta. Hal inilah yang bertolak belakang dengan kondisi saat ini. Sekolah-sekolah Islam yang katanya unggulan biaya masuknya mencapai belasan juta namun gaji dari gurunya tak sampai 1 juta kalah dibanding tukang bangunan.

Dalam sesi sebelumnya, Ustadz Syihabudin  Al Hafidz, Mudir Ponpes Isykarima Karanganyar yang menjadi pembicara pertama, memberikan meteri dengan tema “Peluang dan Harapan Masa Depan seorang Hafidz Quran.”



Rabu, 06 Mei 2015

CERITA INSPIRATIF. JANGAN TERGESA-GESA MENILAI ORANG LAIN

 Seorang dokter sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi dikarenakan ada seorang pasien yang membutuhkan bantuannya.

Sang ayah dari pasien yang akan di operasi menghampirinya dan dengan gusar berkata "Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apakah anda tidak tahu bahwa nyawa anak saya terancam jika tidak segera di operasi?"

Dokter itu tersenyum dan berkata, "Maaf, saya sedang tidak berada di rumah sakit, tapi secepatnya saya menuju kemari ketika pihak rumah sakit menghubungi saya"

Kemudian dokter tersebut bergegas menuju ke ruang operasi, setelah beberapa jam ia keluar dengan senyuman di wajahnya dan berkata kepada ayah dari pasien tersebut "Syukurlah, anak anda sudah tertolong dan keadaannya sudah sangat stabil".

Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata lagi, "Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan", setelah berkata dokter tersebut segera berlalu dengan tergesa-gesa.

Sang ayah berkata kepada suster, "Kenapa dokter itu angkuh sekali ? dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya !!!"

Sambil meneteskan air mata suster menjawab, "Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda sudah selamat dan ia bisa kembali berkabung".

Pesan:
Janganlah kita tergesa-gesa memberikan penilaian terhadap seseorang, tapi maklumilah bahwa setiap orang di sekeliling kita menyimpan cerita kehidupan yang mungkin tidak terbayang di benak kita.

Ada air mata di balik senyuman
Ada kasih sayang di balik setiap amarah
Ada PENGORBANAN di balik setiap ketidak pedulian
Ada harapan di balik setiap kesakitan
Ada kekecewaan di balik setiap derai tawa
Semoga kita semua bisa menjadi manusia dengan rasa toleransi yang semakin luas dan bersyukur dengan apa yang telah kita miliki dalam hidup ini. Ingatlah, kita bukannya satu-satu manusia dengan segudang masalah.

Tersenyumlah, karena senyum mampu membasuh setiap luka.
Maafkanlah, karena maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit.

♥.•*´¨`*•. (`'•.Pengorbanan Seorang Suami.•'´) .•*´¨`*•.♥


Ini kisah saya copas dari sebuah milist. 
Setelah saya baca hingga selesai, Subhanallah…telah membuka kembali hati saya, bahwa sangat berartinya suami saya selama ini. Terimakasih cinta…apa yang telah engkau lakukan untuk kami, adalah perjuangan yang sangat besar dan mulia. Semoga Allah senantiasa melindungimu, memberikan balasan dan pahala yang sangat besar pula atas pengorbananmu selama ini. SyurgaNya. Amiin…Ya Rabbal’alamiin…

Selasa malam (1 Februari 2005), Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, gerimis masih turun. Saya pacu motor dengan cepat dari kantor disekitar Blok-M menuju rumah di Cimanggis-Depok. Kerja penuh seharian membuat saya amat lelah hingga di sekitar daerah Cijantung mata saya sudah benar-benar tidak bisa dibuka lagi. Saya kehilangan konsentrasi dan membuat saya menghentikan motor dan melepas kepenatan di sebuah shelter bis di seberang Mal Cijantung. Saya lihat jam sudah menunjukan pukul 10.25 malam.


Keadaan jalan sudah lumayan sepi. Saya telpon isteri saya kalau saya mungkin agak terlambat dan saya katakan alasan saya berhenti sejenak.

Setelah saya selesai menelpon baru saya menyadari kalau disebelah saya ada seorang ibu muda memeluk seorang anak lelaki kecil berusia sekitar 2 tahun. Tampak jelas sekali mereka kedinginan. Saya terus memperhatikannya dan tanpa terasa airmata saya berlinang dan teringat anak saya (Naufal) yang baru berusia 14 bulan. Pikiran saya terbawa dan berandai-andai, “Bagaimana jadinya jika yang berada disitu adalah isteri dan anak saya?”

Tanpa berlama-lama saya dekati mereka dan saya berusaha menyapanya. ” Ibu,ibu,kalau mau ibu boleh ambil jaket saya, mungkin sedikit kotor tapi masih kering. Paling tidak anak ibu tidak kedinginan” Saya segera membuka raincoat dan jaket saya, dan langsung saya berikan jaket saya.

Tanpa bicara, ibu tersebut tidak menolak dan langsung meraih jaket saya. Pada saat itu saya baru sadar bahwa anak lelakinya benar-benar kedinginan dan giginya bergemeletuk.

“Tunggu sebentar disini bu!” pinta saya. Saya lari ke tukang jamu yang tidak jauh dari shelter itu dan saya meminta air putih hangat padanya. an Alhamdulillah, saya justeru mendapatkan teh manis hangat dari tukang jamu tersebut dan segera saya kembali memberikannya kepada ibu tersebut. “Ini bu,.. kasih ke anak ibu!” selanjutnya mereka meminumnya berdua.

Saya tunggu sejenak sampai mereka selesai. Saya hanya diam memandangi lalu lalang kendaraan yang lewat “Bapak, terima kasih banyak, mau menolong saya” sesaat kemudian ibu tersebut membuka percakapan. Ah, tidak apa-apa, ngomong-ngomong ibu pulang kemana? Tanya saya Saya tinggal di daerah Bintaro tapi…(dia menghentikan bicaranya), Bapak pulang bekerja ? dia balas bertanya.

“Ya” jawab saya singkat.

“Kenapa sampai larut malam pak, memangnya anak isteri bapak tidak menunggu? Tanyanya lagi. Saya diam sejenak karena agak terkejut dengan pertanyaannya.

“Terus terang bu, sebenarnya selama ini saya merasa bersalah karena terlalu sering meninggalkan mereka berdua. Tapi mau bilang apa, masa depan mereka adalah bagian dari tanggung jawab saya. Saya hanya berharap semoga Allah terus menjaga mereka ketika saya pergi.” Mendengar jawaban saya si ibu terisak, saya jadi serba salah. “Bu, maafkan saya kalau saya salah omong.

Pak kalau boleh saya minta uang seratus ribu, kalau bapak berkenan? Pintanya dengan sedih dan sopan. Airmatanya berlinang sambil mengencangkan pelukan ke anak lelakinya.

Karena perasaan bersalah, saya segera keluarkan uang limapuluh-ribuan 2 lembar dan saya berikan padanya. Dia berusaha meraih dan ingin mencium tangan saya, tetapi cepat-cepat saya lepaskan. “ya sudah, ibu ambil saja, tidak usah dipikirkan!” saya berusaha menjelaskannya. “Pak kalau jas hujannya saya pakai bagaimana? Badan saya juga benar-benar kedinginan dan kasihan anak saya” kembali ibu tersebut bertanya dan sekarang membuat saya heran. Saya bingung untuk menjawabnya dan juga ragu memberikannya. Pikiran saya mulai bertanya-tanya, Apakah ibu ini berusaha memeras saya dengan apa yang ditampilkannya di hadapan saya? tapi saya entah mengapa saya benar-benar harus meng-ikhlas- kannya. Maka saya berikan raincoat saya dan kali ini saya hanya tersenyum tidak berkata sepatahpun.

Tiba tiba anaknya menangis dan semakin lama semakin kencang. Ibu tersebut sangat berusaha menghiburnya dan saya benar-benar bingung sekarang harus berbuat apa? Saya keluarkan handphone saya dan saya pinjamkan pada anak tersebut. Dia sedikit terhibur dengan handphone tersebut, mungkin karena lampunya yang menyala. Saya biarkan ibu tersebut menghibur anaknya memainkan handphone saya. Sementara itu saya berjalan agak menjauh dari mereka. Badan dan pikiran yang sudah lelah membuat saya benar-benar kembali tidak dapat berkonsentrasi. Mungkin sekitar 10 menit saya hanya diam di shelter tersebut memandangi lalu lalang kendaraan. Kemudian saya putuskan untuk segera pulang dan meninggalkan ibu dan anaknya tersebut. Saya ambil helm dan saya nyalakan motor, saya pamit dan memohon maaf kalau tidak bisa menemaninya. Saya jelaskan kalau isteri dan anak saya sudah menunggu dirumah. Ibu itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya.

Dia meminta no telpon rumah saya dan saya tidak menjawabnya, saya benar-benar lelah sekali dan saya berikan saja kartu nama saya. Sesaat kemudian saya lanjutkan perjalanan saya.

Saya hanya diam dan konsentrasi pada jalan yang saya lalui. Udara benar-benar terasa dingin apalagi saat itu saya tidak lagi mengenakan jaket dan raincoat ditambah gerimis kecil sepanjang jalan. Dan ketika sampai di depan garasi dan saya ingin menelpon memberitahukan ke isteri saya kalau saya sudah di depan rumah saya baru sadar kalau handphone saya tertinggal dan masih berada di tangan anak tadi. Saya benar-benar kesal dengan kebodohan saya. Sampai di dalam rumah saya berusaha menghubungi nomor handphone saya tapi hanya terdengar nada handphone dimatikan. “Gila.Saya benar-benar goblok, tidak lebih dari 30 menit saya kehilangan handphone dan semua didalamnya” dengan suara tinggi, saya katakan itu kepada isteri saya dan dia agak tekejut mendengarnya. Selanjutnya saya ceritakan pengalaman saya kepadanya. Isteri saya berusaha menghibur saya dan mengajak saya agar meng-ikhlaskan semuanya. “Mungkin Allah memang menggariskan jalan seperti ini. Sudahlah sana mandi dan shalat dulu, kalau perlu tambah shalat shunah-nya biar bisa lebih ikhlas” dia menjelaskan. Saya segera melakukannya dan tidur.

Keesokan paginya saya terpaksa berangkat kerja membawa mobil padahal hal ini, tidak terlalu saya suka. Saya selalu merasa banyak waktu terbuang jika bekerja membawa mobil ketimbang naik motor yang bisa lebih cepat mengatasi kemacetan. Kalaupun saya bawa motor saya khawatir hujan karena kebetulan saya tidak ada cadangan jaket dan raincoat juga sudah saya berikan kepada ibu dan anak tadi malam. Setelah mengantar isteri yang kerja di salah satu bank swasta di sekitar depok saya langsung menuju kantor tetapi pikiran saya terus melanglang buana terhadap kejadian tadi malam. Saya belum benar-benar meng-ikhlaskan kejadian tadi malam bahkan sesekali saya mengumpat dan mencaci ibu dan anak tersebut didalam hati karena telah menipu saya.

Sampai di kantor, saya kaget melihat sebuah bungkusan besar diselimuti kertas kado dan pita berada di atas meja kerja saya. Saya tanya ke office boy, siapa yang mengantar barang tersebut. Dia hanya menjawab dengan tersenyum kalau yang mengantar adalah supirnya ibu yang tadi malam, katanya bapak kenal dengannya setelah pertemuan semalam bahkan dia menambahkan kelihatannya dari orang berada karena mobilnya mercy yang bagus.

“Bapak selingkuh ya, pagi-pagi sudah dapat hadiah dari perempuan? tanyanya sedikit bercanda kepada saya. Saya hanya tersenyum dan saya menanyakan apakah dia ingat plat nomor mobil orang tersebut, office boy tersebut hanya menggelengkan kepala..

Segera saya buka kotak tersebut dan “Ya Allah, semua milik saya kembali. Jaket, raincoat, handphone, kartu nama dan uangnya. Yang membuat saya terkejut adalah uang yang dikembalikan sebesar 2 juta rupiah jauh melebihi uang yang saya berikan kepadanya. Dan juga selembar kertas yang tertulis ;

” Pak, terima kasih banyak atas pertolongannya tadi malam. Ini saya kembalikan semua yang saya pinjam dan maafkan jika saya tidak sopan. Kemarin saya sudah tidak tahan dan mencoba lari dari rumah setelah saya bertengkar hebat dengan suami saya karena beliau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan. Bodohnya, dompet saya hilang setelah saya berjalan-jalan dengan anak saya di Mall Cijantung. Sebenarnya saya semalam ingin melanjutkan perjalanan ke rumah kakak saya di depok, tetapi saya jadi bingung karena tidak ada lagi uang untuk ongkos makanya saya hanya berdiam di hate bis itu. Setelah saya bertemu dan melihat bapak tadi malam, saya baru menyadari bahwa apa yang suami saya lakukan adalah demi cinta dan masa depan isteri dan anaknya juga. Salam dari suami saya untuk bapak. Salam juga dari kami sekeluarga untuk anak-isteri bapak di rumah. Suami saya berharap, biarlah bapak tidak mengetahui identitas kami dan biarlah menjadi pelajaran kami berdua . Oh ya, maaf handphone bapak terbawa dan saya juga lupa mengembalikannya tadi malam karena saya sedang larut dalam kesedihan. Terima kasih.

Segera saya telpon isteri saya dan saya ceritakan semua yang ada dihadapan saya. Isteri saya merasa bersyukur dan meminta agar semua uangnya diserahkan saja ke mesjid terdekat sebagai amal ibadah keluarga tersebut.
From Renungan N Kisah Inspiratif 

Selasa, 05 Mei 2015

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸Kekuatan Seorang Ibu¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥


Wanita ditakdirkan oleh Allah memang lemah secara fisik tetapi tidak dengan jiwanya. Jika seorang wanita bisa mengelola jiwanya dengan baik.. ia akan menjadi seorang wanita yang tangguh, kuat dalam menjalani apapun warna-warni kehidupan ini.
Hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang di bawah dan kadang di atas.. maka seyogyanya bagi seorang wanita adalah menata kembali jiwanya, mendekatkan diri pada Allah karena dengan begitu yang membuat fisiknya semula lemah menjadi kuat dalam menghadapi badai kehidupan.
Sebut saja wanita itu seorang ibu.. ia akan berfisik kuat, bermental baja ketika menghadapi kenyataan semisal anggota keluarganya ada yang sakit entah suami, anak atau orangtua. Karena jiwanya tertata, ia akan menjadi seorang yang kuat melebihi seorang pria (suami), dalam satu waktu ia bisa saja mengurus anak, suami, rumah dan belum lagi pekerjaannya (bagi yang berkarier). Itu mungkin baru anak satu, lalu bagaimana jika anaknya lebih dari satu bisa dua, tiga, empat dan seterusnya? Ternyata ia dimampukan Allah dalam mengurus semuanya itu.
Luar biasa ya.. Lalu kenapa seorang ibu itu kuat? Karena ia berbicara pada jiwanya “Duhai jiwa, kini aku adalah seorang ibu dari sekian anakku dan aku adalah istri dari suamiku dan aku adalah kepala rumah tanggaku.. Andaikan diri ini tidak kuat, lantas siapa yang akan mengurus semuanya? Ya Rabb mampukan aku.. Dalam menjalani setiap peranku”. Begitulah kunci kekuatan seorang wanita.. Memang fisiknya lemah, tapi jiwanya kuat.. Karena ia selalu berusaha menguatkan diri dengan mindset yang dibentuknya.
Duhai para ibu.. Percayalah. Allah memberikan peran terbaik untukmu. Karena Allah menyayangimu sehingga Allah memberikan tugas yang telah diukur sesuai kemampuanmu. Maka tetaplah dekatkan diri pada Allah, serahkan segala urusanmu hanya padaNya. Mohonlah kekuatan padaNya agar engkau mampu mengemban amanahmu sebagai seorang ibu. Yasarkumullah.Dakwatuna.com

Selasa, 06 Januari 2015

Saat Si Kecil Memberi Banyak Kejutan

Usia 2 tahun bagi saya adalah usia yang paling “menantang” dalam mengasuh seorang anak balita, usia dimana anak tak lagi hanya diam menurut semua hal yang kita lakukan padanya, usia dimana dia mulai belajar bereksplorasi, bisa bongkar tak terima pasang, apa-apa mau sendiri, daya rekamnya mulai tajam, meski hal itu sudah wajar terjadi di usia 2 tahun, beda rasanya ketika kita melihat itu terjadi pada buah hati kita, rasanya mendapat surprise setiap saat.  Reza Fahrezi Hidayatullah, di usianya yang hampri 2 tahun ia kerap memberi kami(red-orang tua) dan seisi rumah kejutan. Maka senang rasanya bisa menjadi partner tumbuh kembangnya, dan karena rasa bahagia itulah, saya sebagai bundanya tak pernah merasa menyesal meninggalkan pekerjaan yang sudah saya jalani selama 5 tahun karena saya yakin, usia emas seorang anak akan lebih maksimal dengan pendampingan seorang ibu.
Saya yang dulunya seorang guru, sedikit banyak mendapat ilmu bagaimana mendidik anak, maka saya tak pernah memasang target pada Reza. Kekhawatiran akan tumbuh kembangnya pun kerap muncul, ketika teman seusianya sudah bisa ini itu dan ia belum bisa, namun saya selalu membesarkan hatinya bahwa anak memiliki masanya sendiri, saya pun selalu menanamkan hal positif dalam benak saya bahwa Reza bisa, dia bisa pada masanya sendiri. Alhamdulillah dengan pikiran positif itu, Reza tak pernah ketinggalan tumbuh kembangnya, semua kata-kata orang pun hanya saya anggap bumbu motivasi untuk lebih baik dalam mengasuh Reza, hingga saya ambil kesimpulan bahwa psikologis seorang ibu sangat berperan pada psikologis anaknya hingga akhirnya berpengaruh pula pada tumbuh kembangnya.
Selain pikiran positif, sebagai orang tua khususnya seorang ibu, keteladanan menjadi sangat penting karena di usia ini anak langsung meniru apa yang dilihat dan di dengarnya, maka betapa orang dewasa disekitar anak ini harus sangat berhati-hati dalam berucap dan bertindak. Kebiasaan baik akan menghasilkan hal baik pula pada anak kita, saya tak menyangka di usia yang belum genap dua tahun ini Reza sudah bisa menirukan doa, itu karena setiap memulai apapun kami mengawalinya dengan berdoa, tak hanya itu, Reza sudah bisa membedakan tangan kanan dan kiri, hafal anggota tubuh, tahu adzan saatnya sholat, bisa memegang pensil dengan benar dan menarikannya menjadi benang-benang kusut, Reza pun sudah lulus toilet training sejak usia 1,5 tahun, dan baru-baru ini yang paling mengesankan, saat bundanya membaca Al Qur’an dia bergegas mengambil Al Qur’an kecil, seolah membacanya dan setelah itu menutup Al Qur,an dan menciumnya, persis dengan apa yang bundanya lakukan. Bagi saya ini kebahagiaan yang luar biasa, dan justru dengan hal posotif yang Reza tunjukkan, saya pun malah termotivasi untuk lebih baik menjadi seorang ibu, yang tak hanya “jarkoni” namun memberikan keteladanan yang nyata.
Sungguh tak ada niat untuk ujub disini, saya hanya berbagi kebahagiaan yang saya alami, karena kebaikan ketika disebarkan akan menelurkan kebaikan – kebaikan yang lain, saya bukan ibu yang sempurna, sebagai ibu saya pun kerap merasa lelah dan ada perasaan “gemas” karena polahnya yang membuat seisi rumah bak kapal pecah, namun justru kebaikan-kebaikan yang muncul pada diri Reza membuat saya belajar untuk tak lagi mengeluh, saya menulis ini juga karena banyak belajar dari supermom-supermom yang lain yang luar biasa dalam mendidik putra putrinya menjadi qurota’yun dalam keluarga.



 

Total Tayangan Halaman

Blogger news


Yahoo Messenger

About