Kenapa
tak pernah kau tambatkan.
perahumu
di satu dermaga?
Padahal
kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan
tenang yang mau menerima.
kehadiran
kapalmu!
Kalau
dulu memang pernah ada.
satu
pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus
kau lupakan,
mengapa
tak kau cari pelabuhan lain,
yang
akan memberikan rasa damai yang lebih?
Seandainya
kau mau,
buka
tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan
mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga
pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah
dan pelabuhan hatimu.
Matanya berkaca-kaca ketika perempuan itu selesai
membaca dan merenungi isi puisi itu. Dulu sekali perempuan itu telah pernah
berharap pada seorang laki-laki yang dia yakin baik dan hanif, ada kilasan -
kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini
dicari.. dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai
pernikahan.
Berawal dari sebuah pertemanan. Berdiskusi tentang
segala hal, terutama masalah agama,hidup karier bersama dan
perjuan hidup untuk berubah. Perempuan itu sedang berproses untuk mendalami agama Islam dengan
lebih intens. Dan laki-laki itu, dia paham agama walau
gak begitu sebanding dengan perempuan yang jauh lebih baik darinya, aktif diorganisasi
keislaman,. Sehingga kedekatan itu membawa semangat perempuan itu untuk terus
menggali ilmu agama.dan mempraktekkannya dalam kesehariannya. Kedekatan itu
berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita , curahan hati, saling
meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya
menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu awalnya mengatasnamakan
persahabatan.
Suatu hari salah seorang sahabatnya bertanya "
Adakah persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan dewasa tanpa
melibatkan hati dan perasaan terlebih bila sudah muncul rasa simpati, kagum dan
kebutuhan untuk sering berinteraksi?" Perempuan itu tertegun dan hanya
bisa menjawab " entahlah.."
Sampai suatu hari, laki-laki itu pergi dan
menghilang...hari demi hari bulan demi bulan dan tahun berlalu Awalnya masih memberi
kabar. Selebihnya hilang begitu saja. Dan perempuan itu masih berharap dan
menunggu untuk suatu yang tak pasti. Karena memang tidak pernah ada komitmen
yang lebih jauh diantara mereka berdua. Setiap dia mengenal sosok lelaki
lainnya... Selalu dibandingkan dengan sosok laki-laki sahabatnya itu dan
tentulah sosok laki - laki sahabatnya itu yang selalu lebih unggul dibanding
yang lain. Dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain.
Sampai suatu hari,..
Perempuan itu menyadari kesia-siaan yang dibuatnya.
Ia berharap ke sesuatu yang tak pasti hanyalah akan membawa luka dihati...
Bukankah banyak hal yang bermanfaat yang bisa dia lakukan untuk mengisi
hidupnya kini.... Air mata nya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya
dikegelapan malam... Dia berjanji untuk tidak mengisi hari - harinya dengan
kesia-siaan.
"Lalu bagaimana dengan sosok laki - laki itu ??
"Perlahan saya bertanya padanya.
"Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang
salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu,
dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati....
Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagi saya untuk
lebih hati - hati dalam menata hati dan melabuhkan hati," ujarnya dengan
diplomatis. Hingga saya menemukan perempuan itu kini benar - benar menepati
janjinya.
Dunia perempuan itu kini adalah
dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi , pijar bintang
dimata anak anak jalanan yang menjadi anak didiknya.... Cinta yang dialiri
ketulusan tanpa pamrih dari sahabat-sahabat di komunitasnya yang menjadikan
perempuan itu produktif dan bisa menghasilkan karya...cinta yang tidak pernah
kenal surut dari kedua orang tua dan keluarganya... Dan yang paling hakiki
adalah cinta nya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya
bermunajat disaat suka dan duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang
pasti.
Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran seseorang
akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga.... saat seseorang itu pun
hilang begitu saja... Masih ada setangkup harapan agar dia kembali....Walaupun
ada kata-katanya yang menyakitkan hati.... akan selalu ada beribu kata maaf
untuknya.... Masih ada beribu penantian walau tak pasti... Masih ada segumpal
keyakinan bahwa dialah jodoh yang dicari sehingga menutup pintu hati dan
sanubari untuk yang lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin sama sekali
tak pernah memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia??
Masih ada
sejuta asa.... Masih ada sejuta makna.....Masih ada pijar bintang dan mentari
yang akan selalu bercahaya dilubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat
bagi sesama....
"Lalu... bagaimana dengan cinta yang dulu
pernah ada?? '' tanya saya suatu hari.
Perempuan itu berujar, " Biarkan cinta itu
bermuara dengan sendirinya... disaat yang tepat... dengan seseorang yang
tepat.... dan pilihan yang tepat......hanya dari Allah Swt. disaat
dihalalkannya dua manusia untuk bersatu dalam ikatatan pernikahan yang
barokah.."
Semoga saja akan demikian adanya...
Untuk seorang sahabat.yang tengah meniti masa
transisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar