ORANG tua kita adalah orang yang selalu menyayangi kita. Walaupun
begitu, setiap orang tua memiliki caranya tersendiri untuk menyayangi
anaknya untuk membahagiakan anaknya. Orang tua kita pasti melakukan
apapun demi keluarganya. Berdo’alah untuknya karena tak ada balasan yang
setimpal untuk membalas semua kebaikan orang tua kita.
Allah yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti
kepada orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang
tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid
sebagaimana firman-Nya,
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholih yang
mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan
berbakti pada orang tua. Allah Ta’ala berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa:
36).
Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada dua orang tua disandingkan
dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini menunjukkan bahwa
amal ini pun sangat utama di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Begitu besarnya
martabat mereka dipandang dari kacamata syari’at. Nabi mengutamakan
bakti mereka atas jihad fi sabilillah, Ibnu Mas’ud berkata:
“Aku pernah bertanya kepada Rosululloh, ‘Amalan apakah yang paling
dicintai Allah?’ Beliau menjawab, ‘mendirikan sholat pada waktunya,’ Aku
bertanya kembali, ‘Kemudian apa?’ Jawab Beliau, ‘berbakti kepada orang
tua,’ lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab,
‘Jihad di jalan Allah.’” (HR. Al Bukhori no. 5970).
Demikian agungnya kedudukan berbakti pada orang tua, bahkan di
atas jihad fi sabililllah, padahal jihad memiliki keutamaan yang sangat
besar pula.
Wahai saudaraku, Rosululloh menghubungkan kedurhakaan kepada kedua
orang tua dengan berbuat syirik kepada Allah. Dalam hadits Abi Bakrah,
beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar
?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat
syirik, duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka,
tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak.
Ibnu ‘Umar menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan
yang besar.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrod hlm 31. Lihat Silsilah Al
Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)
Allah pun menegaskan dalam surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” atau
“ah” terhadap orang tua saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Dalam
ayat itu pula dijelaskan perintah untuk berbuat baik pada orang tua.
Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti
pada orang tua. Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah
dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita tidak melaksanakan
perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat
kepada Allah, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun
harus dengan cara yang baik tidak serampangan. Bersegeralah kita meminta
maaf pada keduanya, karna ridho Allah tergantung pada ridho kedua
orangtua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar